Budidaya Ikan Hias
Bisnis ikan hias memang memiliki
prospek bisnis menggiurkan. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan sedikit
keterampilan membudidayakannya anda dijamin dapat potensial income dari bisnis
ini. Pasarnya pun terbilang cukup mudah, terutama di kota – kota besar seperti
: Tangerang, Serang dan Cilegon, serta beberapa kota besar lain di Jabodetabek.
Alasan yang
dipilih mengapa ikan hias sebagai sumber penghasilan ? karena usaha budidaya
ikan hias tidak membutuhkan lahan yang luas, memerlukan modal yang kecil dan
dapat dilakukan oleh setiap anggota keluarga juga waktu yang relatif singkat.
Jenis-jenis ikan tersebut antara lain jenis siklid, platis, lemon, cupang,
black ghost, manvis, palmas, guppy, diskus, oscar dan masih banyak lagi lainnya
dengan tingkat pembudidayaan secara tradisonal, semi intensif ataupun secara
intensif dengan sarana dan prasarana yang beragam.
Untuk
mendapatkan hasil budidaya ikan hias yang baik dapat dilakukan dengan selalu
menjaga kualitas dan kuantitasnya. Dalam menjaga kualitas dan kuantitas tidak
terlepas dari cara budidaya ikan hias yang dilakukan. Oleh karena itu dalam
kegiatan budidaya ikan hias perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
Budidaya ikan hias dapat
menggunakan wadah dari berbagai jenis selama tidak bocor. Wadah budidaya yang
sering digunakan untuk ikan hias adalah akuarium, kolam bak semen, kolam
terpal/plastik, bak fiber glass dengan ukuran yang beragam. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan barang-barang bekas yang tidak bocor dan dapat ditambal
dengan ukuran dan diameter yang beragam ukurannya. Wadah budidaya ikan sistem
airnya ada yang mengalir dan ada yang tergenang. Wadah pembudidayaan ikan hias
ini terdiri dari wadah perawatan induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan,
pembesaran dan penampungan hasil. Tetapi wadah yang digunakan tergantung dari
jenis ikan dan yang utama adalah tergantung dari luas lahan dan modal yang
dimiliki.
Lingkungan hidup ikan hias air tawar
Ikan hias
mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang beragam. Lingkungan hidup ikan
yang sangat mempengaruhi adalah air, suhu, derajat keasaman (PH), kesadahan
air, kandungan oksigen terlarut dan kecerahan. Untuk membudidayakan ikan hias
haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan air disekitar kita. Lingkungan air
yang ideal bagi ikan hias rata-rata adalah untuk suhu air 24 – 300C, PH 6-7,
oksigen terlarut > 3 ppm dan kecerahan air 30 – 60 cm.
Sumber air untuk
budidaya ikan hias antara
lain berasal dari air tanah, air sungai dan air PAM. Jenis-jenis air tersebut
harus diendapkan dahulu minimal 12-24 jam sebelum dipakai agar kandungan
oksigen terlarutnya cukup dan gas-gas yang lain hilang.
Untuk membuat PH
yang sesuai dengan kehidupan ikan hias dapat dilakukan dengan memberikan kapur
pertanian atau kapur bordo dengan dosis secukupnya bila terlalu asam/basa.
Kesadahan air
menunjukkan kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng. Tingginya
kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar seperti jenis tanaman sekitar
sumber air dan mikroorgnisme. Kesadahan atau kekerasan air yang ideal untuk
budidaya ikan hias air tawar berkisar antara 70 – 100 HD
Kandungan nitrit
dalam usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, lumut, tanaman
mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen. Kandungan nitrit berpengaruh
terhadap kesehatan yang berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan ikan
Pakan untuk ikan hias yang
diberikan biasanya adalah pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang
biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera,
artemia, serangga, kodok, ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan
yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya berbentuk
pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.
Dalam pemijahan
ikan hias diperlukan indukan ikan jantan dan betina. Induk yang akan digunakan
harus mencukupi umur untuk dipijahkan dan sudah matang gonad (kelamin). Untuk
mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan hias dapat dilihat dari cirinya.
Ciri induk matang gonad untuk induk betina antara lain perut gendut ke arah
genital dan bila diraba terasa lembek serta halus, genital menonjol (membuka)
dan bila diurut akan keluar beberapa telur. Sedangkan induk jantan yang matang
gonad dicirikan bila diurut kearah genital akan mengeluarkan cairan sperma.
Ikan hias akan mengalami matang gonad dan dapat dipijahkan pada umur 4 – 12
bulan tergantung jenis ikannya. Calon indukan kondisi badannya harus sehat,
tidak terjangkit penyakit dan berasal dari keturunan (gen) yang baik dan bagus.
Untuk mendapatkan calon indukan adalah dengan jalan membeli, diperoleh dari
antar pembudidaya ikan hias, dari hobiis atau menghasilkannya sendiri.
Pemijahan ikan
untuk proses pembuahan telurnya ada yang berlangsung secara internal dan
eksternal. Ikan hias ada yang bertelur dan ada yang beranak. Perlakuan proses
pemijahan berbeda tergantung jenis ikannya. Oleh karena itu harus disiapkan
media, bahan, alat yang diperlukan dalam proses pemijahan. Tidak semua ikan
hias dapat melakukan pemijahan secara alami. Untuk membudidayakan ikan hias
yang tidak bisa memijah secara alami dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan
hormon perangsang (induced spawning) agar bisa memijah baik secara alami atau
melalui pengurutan (stripping). Perlu diketahui untuk membudidayakan ikan hias
sebaiknya hindari pemijahan satu keturunan (inbreeding).
Telur akan
menetas tergantung dari jenis ikannya. Biasanya telur akan menetas setelah 24
jam menjadi larva. Penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di akuarium,kolam
permanen, corong dan happa. Dalam proses penetasan ada yang dilakukan dengan
cara diangkat induk secara keseluruhan atau ada yang induknya ditinggal salah
satunya. Proses penetasan telur ada yang memerlukan aerasi dan ada yang tidak.
Perawatan Larva
hingga Pembesaran
Telur yang sudah
menjadi larva akan mulai berenang kesana-kemari. Larva ikan dapat ditempatkan
dalam akuarium, hapa, kolam bak, bak plastik, fiber glass dan kolam tanah serta
wadah lainnya.
Selama mulai
menetas sampai umur ± seminggu larva tidak perlu diberi makan karena masih
membawa cadangan makanan berupa kuning telur (yolksack). Setelah seminggu sudah
mulai diberikan makanan berupa infusoria, kutu air atau artemia, cacing sutera
atau jenis makanan lainnya baik dari pakan alami atau buatan yang ukurannya
lebih kecil dari mulut larva. Setelah ikan berukuran benih dan mulai besar
pakan yang diberikan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga,
kodok, ikan hidup/mati atau pellet. Pemberian pakan yang umum dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore.
Kepadatan
penebaran benih ikan harus disesuaikan dengan luasan media budidaya, jangan
terlalu padat atau terlalu jarang. Bila terlalu padat menyebabkan pertumbuhan
ikan lambat dan jika jarang tidak efisien penggunaan media budidaya
(pemborosan).
Air yang menjadi
tempat benih ikan hidup, akan mengalami penurunan kualitas yaitu air menjadi
kotor akibat sisa makanan dan kotoran ikan. Oleh karena itu diperlukan
pembersihan air (penyiponan). Caranya dengan membuka pipa pembuangan atau
menyedotnya. Air yang dibuang tidak semuanya, maksimal ¾ bagiannya. Setelah itu
diisi kembali dengan air yang sudah diendapkan sebelumnya jangan air baru.
Makanya para pembudidaya harus memiliki tendon air agar dapat melakukan penyiponan
kapan saja. Frekuensi penyiponan air semakin sering semakin baik dan paling
lambat sekali seminggu.
Ikan-ikan yang
terawat akan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembanga ikan biasanya
tidak seragam. Ada yang besar lebih dahulu, normal dan ada yang bantet
(kontet). Untuk itu perlu dilakukan penyortiran dan pedederan ikan. Ikan-ikan
yang berukuran seragam dikelompokkan berdasarkan ukuran agar pertumbuhannya
seragam. Setelah dilakukan pendederan ini perlu dilakukan pendederan
selanjutnya. Antara anakan jantan dan betina harus disortir dan dipisahkan
untuk menghindari pemijahan dini he….supaya pertuumbuhan ikan normal dan untuk
menyiapkan calon indukan.
Lama proses
pemeliharaan ikan hias sampai ikan siap jual tergantung pada jenis ikannya.
Pada umur 1-2 bulan biasanya ikan sudah berukuran 1-2 inci. Jadi dapat diukur
pertumbuhan ikan dan kapan ikan itu bisa dijual tergantung pada jenis dan
ukurannya. Ikan hias bisa dipasarkan kapan saja tergantung dari kebutuhan
pembudidayanya.
Hama dan
Penyakit
Pada budidaya
ikan hias, pembudidaya ada kalanya menghadapi hama dan penyakit. Hama yang
perlu ditanggulangi adalah ular, burung, katak, larva capung, keong dan yang
paling penting adalah manusia. Penyakit yang menyerang ikan hias adalah
penyakit yang disebabkan oleh bukan parasit (non parasiter) dan penyakit yang
timbul karena serangan parasit.
Penyakit yang
berasal dari non-parasiter biasanya bersumber dari faktor lingkungan dan
terutama adalah makanan. Makanan yang tidak dibersihkan akan mengundang berbagai
macam penyakit. Oleh karena itu makanan yang diberikan sebelumnya harus dicuci
dulu agar bersih baru diberikan. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak
sesuai akan mengakibatkan adanya gejala kekurangan oksigen dan keracunan.
Lingkungan yang lainnya adalah adanya perubahan temperatur, PH dan kesadahan
yng tidak sesuai ambang batas normal. Perubahan temperatur biasanya terjadi
pada saat musim pancaroba. Pada saat inilah cupang banyak terserang penyakit.
Oleh karena itu harus selalu mengontrol keadaan air.
Penyakit
parasiter disebabkan karena adanya serangan parasit pada badan ikan, insang,
lendir maupun dalam tubuh ikan itu sendiri. Parasit ini dapat berupa protozoa,
cacing, udang renik, jamur, bakteri dan virus
Pemasaran
Permintaan ikan
hias masih banyak pangsa pasarnya baik untuk pangsa pasar lokal dan ekspor.
Untuk memasarkan ikan hias ini para pembudidaya bisa langsung menjual sendiri
ke konsumen atau menggunakan jasa pengepul (pengumpul) yang biasanya sudah
mempunyai jaringan yang luas dan ada juga pembeli yang langsung datang ke
pembudidaya. Ada juga yang menawarkan ke agen-agen (supplier) atau berdagang
keliling. Untuk memaksimalkan pemasaran hasil budidaya ikan hias, para
pembudidaya harus bisa membuka jaringan yang luas agar bisa mendapatkan
konsumen tetap. Cara lainnya adalah dengan melakukan usaha budidaya ikan hias
dengan sistem plasma. Selain itu juga dengan membentuk kelompok/asosiasi yang
saling menguntungkan antara sesama anggotanya.
Pembudidaya juga
harus mempunyai pengepul tetap yang selalu siap menampung hasil usaha. Yang tak
kalah penting adalah para pembudidaya harus aktif mencari konsumen secara
langsung baik melalui hubungan langsung ataupun melalui media komunikasi
seperti telepon dan internet. Konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah
sangat penting dilakukan untuk mencari terobosan dalam bidang pemasaran.
Budidaya ikan
hias air tawar merupakan suatu komoditi yang dapat dikembangkan sebagai sumber
mata pencaharian karena modal yang diperlukan kecil, dapat memanfaatkan lahan
yang sangat terbatas dan waktu yang relatif singkat serta cara budidaya yang
mudah. Sekarang yang sangat diperlukan adalah pembinaan dari pemerintah atau
instansi terkait lainnya untuk mengembangkan potensi budidaya ikan hias diwilayah
masing-masing untuk mengangkatnya sebagai komoditi unggulan juga lapangan kerja
untuk mengatasi pengangguran.
Itu klo dipelihara di aquascape bisa gak gan...? Apa kagak merusak?
BalasHapus